Lima Ratus Tujuh Masehi (570 M), manusia itu lahir. Tak banyak yang tahu, kelak ia menjelma menjadi nabi-terbesar sepanjang sejarah kemanusiaan; rasul Tuhan, penghulu para nabi, dan penyempurna seluruh ajaran agama.

Muhammad (saww). Usia 40 tahun, ia menerima wahyu di Gua Hira. Prosesi penerimaan wahyu pada kali pertama ini, menjadi momen transformasi diri dan peran kesejarahannya: Muhammad diangkat menjadi nabi sekaligus rasul Tuhan. Ia tak lagi sekadar Muhammad yang “ummi”. Pada dirinya kini melekat “wajah” ketuhanan. Ia menjadi representasi kebenaran dan keluhuran ajaran Tuhan. Dan, ia menerima pesan untuk menyebarkan itu ke seluruh penghuni bumi.

Secara perlahan-lahan Muhammad bergerak. Tabligh ia lakukan. Memang tak mudah. Ada yang menerima, satu atau dua orang. Tapi lebih banyak yang menolak. Awalnya yang menerima barulah keluarga dekat Muhammad, terutama istrinya: Khadijah. Khadijah-lah orang pertama yang percaya akan kerasulan Muhammad.

Sejatinya, bukan perkara ringan menyadarkan masyarakat Arab kala itu. Kepercayaan terhadap paganisme telah berurat-akar dalam pikiran dan kehidupan mereka. Mereka sukar untuk menerima monoteisme Tauhid atau penyembahan kepada Tuhan yang baru, yang berbeda secara diametral dengan apa yang mereka yakini selama ini. Tuhan yang “abstrak”. Tuhan yang immaterial.

Penolakan terhadap ajaran Muhammad tidak saja menyangkut tak adanya alasan (muskil) untuk menerima keyakinan baru itu, tetapi juga menyangkut masa lalu. Apakah mungkin mereka meninggalkan keyakinan masa lalu? Sementara itu adalah tradisi, kehormatan, dan jejak para leluhur mereka.

Butuh waktu 23 tahun (selama sisa hidup, semenjak diangkat sebagai nabi) untuk Muhammad bisa diyakini masyarakat; untuk ajarannya bisa diterima secara luas. Dalam banyak riwayat sejarah, ajaran Muhammad telah (dapat) menyebar di hampir antero tanah Arab. Pengikutnya pun telah banyak. Satu per satu, secara bergelombang, datang menerimanya.

Kini, setelah kurang lebih 14 abad berlalu, ajaran Muhammad telah menyentuh seluruh lapisan masyarakat global, dan pengikutnya lebih dari semiliaran orang. Suatu pencapaian yang hingga kini belum tertandingi oleh agama manapun di dunia ini.

***
Hari ini, 12 Rabiul Awal 1440 H atau bertepatan dengan 20 November 2018 M, adalah hari lahir Muhammad. Manusia suci itu meninggalkan banyak jejak sejarah. Tetapi yang paling pokok adalah Islam. Ajaran yang menjadi penutup dari seluruh ajaran kenabian.

Islam, ajaran Muhammad, secara ringkas mewujud pada 3 pokok keyakinan: ketuhanan, kemanusiaan, dan keadilanKetuhanan telah memungkinkan Muhammad membawa masyarakat Arab (dan dunia kini) kepada ketundukpatuhan pada Tuhan yang rasional. Tuhan yang tidak bercampur dengan kerendahan lumpur materialitas. Tuhan yang sublim. Tuhan yang murni. Tuhan yang sesejatinya Tuhan.

Kemanusiaan, telah memungkinkan masyarakat Arab (dan dunia kini), terbebas dari praktik perbudakan. Praktek yang telah berlangsung beratus-ratus tahun lamanya. Praktik yang paling dibenci oleh Islam.

Juga tak boleh dilupakan, diskriminasi dan kesewenang-wenangan terhadap perempuan. Kala itu, dalam strata sosial masyarakat Arab, perempuan adalah warga kelas dua. Ia tak berharga. Apalagi bila statusnya budak. Majikan bahkan bisa “menggaulinya”, bila ia mau. Ia adalah tawanan. Jadi diperlakukan apa pun absah-absah saja.

Islam memberikan kerangka pembebasan terhadap perbudakan. Ia tak boleh dilakukan. Perbudakan adalah pengangkangan terhadap kemanusiaan. Dan bagi perempuan, posisinya adalah sama dengan laki-laki. Seorang perempuan tidak bisa digauli atas nama budak. Ada kerangka yang lebih luhur disediakan oleh Islam, yakni: pernikahan. Itulah model humanisme Islam.

Keadilan, telah memungkinkan masyarakat Arab non muslim (dan dunia kini) mendapatkan keadilan dan perlakuan yang sama di hadapan Muhammad. Tak ada yang berbeda. Pun demikian, keadilanlah yang memungkinan masyarakat non muslim merasa nyaman dan terjaga hidup di bawah pemerintahan Islam ketika di Madinah.

Itulah pokok ajaran Muhammad. Itulah tugas (mission) yang diemban Muhammad. Itulah perintah Tuhan kepada Muhammad. Atau dengan kata lain, itulah alasan kenapa Muhammad lahir ke muka bumi.

Foto: www.babussalam.online

(20 November 2018)

0 Viewers