Di tengah silang-serang pendapat soal Gestapu 65, membaca buku karya Salim Haji Said ini, bagi saya, begitu menarik sekaligus mencerahkan. Sebagai orang yang awam dalam memahami peristiwa tersebut, ulasan Salim Haji Said dalam buku ini terasa begitu jernih, mendalam, rasional, faktual sekaligus kaya perspektif--boleh jadi karena beliau turut meliput sekaligus merasakan bagaimana suasana kebatinan masyarakat Indonesia kala peristiwa itu terjadi dan kompetensi beliau sebagai seorang sejarahwan yang mumpuni dan diakui oleh banyak kalangan.

Sedikitnya ada beberapa perkara yang menjadi terang dalam peristiwa tersebut: pertama, tidak ada rencana pembunuhan terhadap para jenderal. Yang ada adalah penculikan. Pembunuhan terjadi sebagai akibat adanya kepanikan/ketidaksiapan pasukan yang bertugas pada operasi itu, saat menghadapi perlawanan dari para jenderal. Akibatnya, tindak kekerasan dan pembunuhan menjadi tak terhindarkan.

Kedua, analisis bahwa peristiwa tersebut tidak pure digerakkan/atau motif yang bersumber dari PKI, melainkan ada anasir-anasir lain yang turut berkepentingan terhadap gerakan tersebut. Bahwa PKI terlibat, jelas. Tetapi itu tak sepenuhnya sekadar soal PKI vs Dewan Jenderal saja, melainkan beberapa hal seperti: 1) pertentangan internal Angkatan Darat, 2) kepentingan CIA, 3) ambisi Soeharto, dan 4) misi PKI itu sendiri (beserta tentara dan Nekolim).

***
Membaca buku Salim Haji Said ini, menghentak kita bahwa betapa uletnya beliau dalam menghimpun cerita, info, tutur-sejarah, ulasan, di seputar peristiwa Gestapu 65. Secara pribadi, saya memberi apresiasi yang sangat mendalam terhadap buku ini; benar-benar bernas lagi mencerahkan.

Semoga karya ini bisa menjadi amal baik beliau. Dan bagi sesiapa yang hendak mencari tahu salah satu penggalan peristiwa yang mahapenting dalam sejarah bangsa ini, saya kira, buku karya Salim Haji Said adalah pilihan yang tepat.

(4 Oktober 2017)

0 Viewers